Cara Blokir Situs Porno

TEMPO Interaktif, Jakarta - Heboh soal saring-menyaring konten pornografi di Internet kembali menjadi topik hangat beberapa pekan belakangan ini. Sejatinya kini sudah banyak teknologi, aplikasi, atau tools yang bisa dipakai pengguna untuk menyaring sejumlah konten berdampak negatif yang tersebar melalui ranah maya.

Penyaringan atau pemblokiran konten negatif juga dapat dilakukan dalam beberapa metode. Penyaringan bisa dilakukan dari laptop atau desktop milik penggunanya; melalui jaringan lokal di kantor-kantor, sekolah, atau warnet; atau langsung dari hulunya, yakni penyelenggara jasa Internet (Internet service provider).

Pengguna juga bisa mengunduh aplikasi penyaringan konten porno dari Internet. Jika dicari lewat mesin pencari Google, akan muncul sederet nama aplikasi atau teknologi penyaringan tersebut. Sebut saja NetNanny, Cyber Patrol, SurfWatch, CYBERsitter, Program Naomi, dan K9 Web Protection.

Asosiasi Warung Internet (Awari) beberapa waktu lalu juga menggagas proyek DNS Nawala (Nawala Project), yakni sebuah layanan sistem penyaringan berdasarkan nama domain (domain name system). Layanan ini didukung berbagai pihak, tak hanya pelaku bisnis warnet, tapi juga Kementerian Komunikasi dan Informatika serta PT Telkom sebagai badan usaha milik negara penyedia jasa layanan Internet di Indonesia.

Tools yang dimiliki DNS Nawala secara spesifik akan menyaring segala jenis konten negatif, seperti pornografi, perjudian, situs phising (penyesatan), serta situs yang mengandung Malware (software berbahaya). Akhir pekan lalu, iTempo sempat berbincang dengan salah satu penggiat proyek DNS Nawala, Irwin Day.

Irwin, yang juga menjabat Ketua Umum Awari, menjabarkan beberapa teknologi atau metode penyaringan yang bisa dilakukan. "Pada dasarnya penyaringan bisa dilakukan dari mana pun, dari hulu atau hilir saja atau dari hulu ke hilir," katanya. Inilah beberapa metode penyaringan tersebut:

* Pemblokiran di laptop atau komputer

Penyaringan di laptop atau desktop pengguna ini tergolong cara yang paling mudah. Aplikasi atau teknologinya pun bisa dicari dan diunduh dengan mengetikkan kata kunci "Internet filter software" atau "content filtering software". Pengguna bisa melihat daftarnya di wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Category:Content-control_software).

Aplikasi-aplikasi ini ada yang dijual, ada pula yang gratis. Fitur-fitur yang disediakan juga berbeda-beda. Meski difokuskan untuk menyaring konten pornografi dari anak-anak, penyaringan tergantung norma budaya di negara masing-masing. Seperti yang disebut pornografi legal. Dengan pengaturan di laptop atau komputer pribadi, bisa disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.

* Pemblokiran di jaringan lokal

Penyaringan atau pemblokiran di jaringan lokal, seperti di kantor, rumah, atau warnet, umumnya menggunakan teknologi Proxy. Teknologi ini sering digunakan oleh administrator seperti Squid Guard dan Danguardian. Menurut Irwin, Proxy cukup efektif apalagi jika diset sebagai Transparent Proxy. Sayangnya, jumlah database yang dimasukkan ke Proxy terbatas. Dalam uji coba di warnet ketika mencapai 500 ribu situs, koneksi akan terganggu dan terjadi delay.

Proxy juga mengubah source IP address dari pengguna, dan sering bermasalah ketika mengakses beberapa situs. Misalnya Danguardian menggunakan penyaringan kata kunci sehingga administrator harus rajin merawat daftar situs yang tidak diblok meski sudah ada kata kunci.

Penggunaan Proxy tidak akan bermasalah sepanjang jumlah penggunanya terbatas. Namun, jika di tingkat penyelenggara jasa Internet, kesalahan penyaringan yang ditimbulkan itu bisa mengganggu pengguna.

* Pemblokiran di penyedia jasa Internet

Pemblokiran di sisi penyedia jasa Internet (ISP) harus mempertimbangkan efek yang terjadi pada kinerja jaringan. Pertimbangan lainnya adalah biaya pengguna, efektivitas, kemudahan implementasi, dan sosialisasinya. Sebab, jika terjadi kesalahan, akan berakibat salah blokir terhadap situs yang tidak masuk daftar hitam.

Irwin merekomendasikan tiga teknologi yang bisa digunakan di sisi penyedia jasa Internet ini, yakni DNS Poisoning, Pass By Filter Appliance, dan BGP Filtering. Berbeda dengan dua metode lainnya, biaya operasional penyaringan pada metode ini adalah yang terbesar karena penggunanya bisa lebih banyak.

Dan biaya itu dikeluarkan oleh penyedia jasa Internet. Meski berbiaya besar, dengan cara penyaringan dari hulu ini, sistem dapat selalu terbarui dan lebih efektif saat menyaring konten yang diinginkan.

DIAN YULIASTUTI | BERBAGAI SUMBER

taken from

http://tempointeraktif.com/hg/it/2010/08/21/brk,20100821-272895,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar